MOTTO PAPAJI MEDAN

Selasa, 21 Juni 2011

katuranggan ayam aduan

Hal ini menarik dipertanyakan karena :
1. Katurangga merupakan budaya Indonesia. Tanah Jawa khususnya. Bagaimana dgn model katurangga Bali, Sumatra, Kalimantan, Thailand, Vietnam, Burma, dll. Belum tentu memiliki kemiripan.
2. Katurangga adlh catatan peninggalan nenek moyang dari masa lampau yg nota bene masih menggunakan ayam2 lokal. Sementara saat ini sudah banyak saling silang, cross breeding dgn ayam import dari Thailand, Vietnam, Birma, Filipina, dll, yg pastinya punya kaidah katurangga sendiri di masing2 negara asal tsb.


Dalam tradisi jawa ada 5 yang harus dimiliki oleh seorang lelaki sempurna;yaitu kraton, turangga, garwa,
kukila, dan warangka. Maknanya: kita punya rumah yang lapang (tempat kita berlindung dan
membangun keluarga surgawi); punya pasangan hidup (yang menjadi sahabat sejati dalam mengarungi
samudera hidup); punya kendaraan (yang membantu kita lebih mudah dan cepat bergerak); punya
sarana hiburan (yang bisa membasahi hati dan jiwa kita ketika penat dan gersang); dan punya senjata
(yaitu ilmu pengetahuan, untuk bisa mengatasi berbagai tantangan jaman ini). Dan satu lagi, kita perlu
kesehatan, kebugaran, tubuh yang fit.
Kukila sering diartikan sebagai perkutut,padahal artinya luas.Sehingga ayam jago pun termasuk di
dalamnya.Beberapa kitab primbon menjabarkan katuranggan ayam,seperti Betal jemur,primbon kraton
mangkunegaraan surakarta dsb.
Ayam jago yg bagus akan terlihat dari bentuk fisik si ayam,sebagai perbandingan,jaman kerajaan
dulu,pengetahuan Katuranggan sangat diandalkan untuk mencari ayam jago istimewa yg bisa dijadikan
persembahan untuk raja/kaum bangsawan.
Katuranggan merupakan pengetahuan menilai ayam berdasarkan tanda-tanda fisik yg ada dan
katuranggan sdh dipercaya sampai turun temurun yg dipakai para bebotoh untuk memilih ayam yg
berkualitas.Katuranggan secara umum melihat bentuk fisik pada bentuk kepala,bentuk paruh,bentuk
badan sampai bentuk ekornya.
Kitab betaljemur menjabarkan katurunggan ayam dari ciri fisik,bulu,sisik kaki…..,sehingga ada sebutan
SISIK NAGA TEMURUN,BATU RANTE,SURO PENGANTIN,SURO DUKUN,WIRING GALIH,WIRING
KUNING..dll.Tapi sangat disayang kitab betaljemur hanya sedikit yg membahas katuranggan
ayam,sehingga bebotoh yg ingin lebih dalam mempelajari katuranggan ayam merasa tidak cukup.
Kebanyakan ilmu katuranggan ayam diwariskan dr mulut ke mulut dan hanya diajarkan pada
orang-orang tertentu.Bahkan ada istilah lain yg tidak kita temui di kitab betaljemur,seperti TUNGGAK
ALINGAN,GAGAK LIMANG,KADAL METENG,NAGA GEMPUR….dll.
Bahkan perhitungan hari baik untuk bertarung atau NOGODINO,contohnya Jum’at Legi masa jayanya
wiring galih,WAGE jgn bawa ayam ke barat…dsb.Bahkan yg lebih ekstrim,menjurus ke mistis,yg tidak
bisa dimungkiri termasuk budaya jawa,contohnya botoh yg ayam bsk bertanding,tidak kumpul dgn
istri/wedokan,kembang setaman dimandikan setiap kliwon utk menghindari santet ayam.
Namun seiring perkembangan jaman,sistem katuranggan kalah dgn sistem trah darah yg
mengedepankan silsilah indukan (keturunan ayam juara),dimana pendekatan tersebut dilakukan
penghoby ayam aduan untuk mencari kualitas ayam berdasarkan genetika galur-galur
diatasnya,sehingga disebut TRAH DARAH TERBAIK.
Sistem trah darah sdh lama dikembangkan penghobi ayam aduan di Bangkok/thailand,sehingga muncul
jawara-jawara yg kadang menyimpang dr katuranggan ayam.Di thailand ada beberapa trah2 ayam
terbaik,seperti Pradu Hang Dam, Leung Hang Khao…dsb.
Maka akankah lebih baik kalau kita lebih mengedepankan TEKNIK dan PUKUL yg terbaik yg didapat dr
persilangan ayam2 pilihan dan katuranggan ayam hanya sebagai pelengkap.

.