MOTTO PAPAJI MEDAN

Jumat, 24 Juni 2011

Sindrom Kerdil Ayam





Masih kerap terdengar bila kita melakukan kunjungan lapangan ke peternak – peternak ayam pedaging (broiler), adanya keluhan mengenai ketidak – seragaman ayam yang dipeliharanya. Menurut penuturan mereka, pada saat doc tiba kondisinya terlihat seragam, tetapi setelah ayam mulai menginjak usia di atas 14 hari, baru terlihat adanya ayam yang terlambat pertumbuhannya.
Pertumbuhan yang tidak seragam pada ayam broiler memang banyak penyebabnya seperti :
  •  Doc berasal dari Bibit Muda atau Bibit Tua Sekali
  •  Multi strain dalam satu flock / kandang
  •  Kurang tempat pakan dan tempat minum
  •  Kepadatan ayam di kandang yang terlalu tinggi
  •  Penyakit infectious seperti Coccidiosis
  •  Sindroma Kekerdilan pada Broiler ( Runting and Stunting Syndrome )
Pada umumnya para peternak berpendapat bahwa beberapa penyebab yang menyebabkan ayamnya tidak seragam seperti karena doc, multistrain dalam satu kandang, kurang peralatan makan dan minum, kepadatan ayam dalam kandang dan penyakit coccidiosis, mereka sudah dapat mengatasinya di lapangan. Tetapi untuk sindroma kekerdilan atau runting and stunting syndrome, para peternak masih meraba-raba penyebabnya, karena kejadian di lapangan kadang ada dan kadang tidak ada / hilang dengan sendirinya. 
 Sindroma Kekerdilan pada Broiler mempunyai berbagai ragam nama lain seperti :
  • Malabsorption Syndrome
  • Stunting Syndrome
  • Reovirus Malabsorption
  • Pale Bird Syndrome
  • Helicopter Disease
  • Brittle – bone Disease
Apa itu sindroma kekerdilan pada broiler ? dan apa saja penyebabnya ?
Sindroma kekerdilan didefinisikan sebagai : Sekelompok ayam (umumnya terjadi 5-40% populasi ) yang mengalami laju pertumbuhan yang kurang pada kisaran usia 4-14 hari.  Dimana setelah pada awalnya pertumbuhan tertekan, kemudian kembali normal, tetapi tetap lebih kecil dari yang normal. (Nick Dorko, 1997).
Bila kondisi di atas dialami peternak broiler maka beberapa kerugian sudah nampak di depan mata seperti : tingginya ayam culling; tingginya fcr; rataan berat badan di bawah standar; berat badan yang sangat bervariasi, hal mana akan menjadi masalah bila ada kontrak dengan “slaughter house” / rumah potong ayam; masalah dengan penjualan karena banyaknya ayam yang kecil.
Pertanyaannya adalah apakah kejadian kekerdilan pada broiler ini hanya merupakan sindroma saja ataukah merupakan penyakit yang sangat banyak penyebabnya ? / Multifactorial Causative Disease ?
Beberapa ahli penyakit ayam menyatakan bahwa runting and stunting syndrome terdiri atas tiga bentuk yaitu Enteritic; Pancreatic dan Proventricular (yang mana hal tersebut lebih didasarkan kepada organ yang diserangnya), yang paling penting sindroma kekerdilan ini merupakan sindroma penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor.

PENYEBAB SINDROMA KEKERDILAN
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya yaitu :
  •  Penyebab berasal dari Pembibitan
  •  Penyebab berasal dari Penetasan / Hatchery
  •  Penyebab berasal dari Manajemen Produksi
  •  Penyebab berasal dari Pakan / Nutrisi
  •  Penyebab berasal dari Lingkungan
  •  Penyebab berasal Penyakit

      1. Penyebab berasal dari Pembibitan.
Beberapa hal yang berasal dari Pembibitan yang dapat menyebabkan doc yang dihasilkan mengalami sindroma kekerdilan antara lain :
  • Telur tetas kecil (telur tetas yang berasal dari usia induk < 35 minggu dan atau biasanya pada saat puncak produksi)
  • Maternal antibodi Reo-virus yang diturunkan rendah, padahal DOC perlu Maternal Antibodi yang tinggi
  • Akan lebih parah apabila induknya positif Salmonella enteritidis
  • Walaupun demikian kekerdilan  bukan merupakan penyakit yang diturunkan

 2. Penyebab berasal dari Penetasan / Hatchery.
Beberapa hal yang berasal dari Penetasan / Hatchery yang dapat menyebabkan doc yang dihasilkan mengalami sindroma kekerdilan antara lain :
  •  Waktu koleksi telur tetas yang terlalu lama
  • Tidak dilakukannya grading telur tetas yang akan dimasukkan ke mesin tetas
  • Bercampurnya telur tetas yang berasal dari usia induk yang sangat jauh berbeda
  • Terlalu lama proses penanganan di ruang seleksi sehingga doc mengalami stress
  • Kurang representatifnya alat angkut doc (chick van) dari Hatchery ke Peternak / kandang pemeliharaan.

       3.Penyebab berasal dari Manajemen Produksi
Manajemen Produksi juga dapat menjadi penyebab terjadinya sindroma kekerdilan seperti :
  •  Biosecurity yang buruk
  •  Farm terdiri dari beberapa usia (multi ages)
  •  Kurang baiknya kualitas doc yang dipelihara
  •  Penanganan doc yang kurang baik terutama waktu periode brooding
  •  Cara pemberian, kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan tidak benar

      4.Penyebab berasal dari Pakan / Nutrisi
Kandungan yang terdapat pada pakan jika kurang atau berlebihan kadang menimbulkan pertumbuhan yang kurang baik bagi ayam yang dipelihara misalnya :
  • Gejala sering seperti ayam yang terserang mycotoxicosis, khususnya Aflatoxicosis
  • Penggunaan Bungkil Kacang Kedelai yang berkualitas rendah
  • Penggunaan Canola Meal dan Protein Hewani lebih daripada 8%
  • Tidak ada atau rendah kandungan Natrium (khusus di Asia)
  • Penggunaan vitamin yang kurang, khususnya pada pakan Breeder.

      5. Penyebab berasal dari Lingkungan.
Menempatkan ayam pada kondisi lingkungan yang kurang kondusif akan juga mengakibatkan ayam terkena sindroma kekerdilan, seperti :
  • Lingkungan kandang yang bersuhu dan kelembaban terlalu tinggi
  • Liingkungan kandang yang terlalu padat populasi ayamnya dan terdiri dari berbagai usia
  • Lingkungan kandang merupakan daerah endemik penyakit yang bersifat imunosupresif.

   6. Penyebab berasal dari Penyakit.
Ada beberapa penyakit yang dapat memicu timbulnya sindroma kekerdilan, dimana penyakit tersebut umumnya menimbulkan stress dan khususnya bersifat immunosupresif, seperti :
  •  Infeksi Reo virus
  •  Infeksi Mareks Disease, hal ini dapat terjadi terutama di Asia karena Broiler di Asia tidak divaksinasi
  •  Chicken Anemia Virus, vaksinasi tidak dilakukan di beberapa negara
  •  ALV – J, diduga ada korelasi positif dengan sindroma kekerdilan
  •  Infectious Bursal Disease / Gumboro, beberapa negara hanya memakai strain klasik untuk vaksinasinya
  •  Avian Nephritis Virus
  • Reaksi yang berlebihan dari vaksinasi ND dan IB

Penyebab utama yang paling berperanan adalah Reo virus dengan spesifikasi sebagai berikut :
Virus tidak berselubung / amplop, tahan panas dan dapat hidup :
  •  pada 600 C selama 8 – 10 jam
  •  pada 560 C selama 22 – 24 jam
  •  pada 370 C selama 15 – 16 minggu
  • pada 220 C selama 48 – 51 minggu
  • pada 40 C selama lebih dari 3 tahun
  • pada - 630 C selama lebih dari 10 tahun

PENULARAN PENYAKIT
  • Penularan dapat terjadi secara horizontal (Robertson & Wilcox, 1984 dan Van Der Heide, 1977)
  •  Melalui jalur respirasi (Roessler, 1986)
  •  Penularan secara vertikal dengan suatu percobaan dengan cara inokulasi induk usia 15 bulan, ternyata pada doc  hasil tetasannya (17 – 19 hari post inokulasi) mengandung virus reo (Menendez, Van Der Heide dan Kalbac, 1975)

GEJALA KLINIS
Biasanya mulai terlihat pada usia 4 – 8 hari dengan ciri-ciri :
  • Malas bergerak
  • Bulu kusam
  • Coprophagia (faeces / litter eating)
  • Bila di uji gula darahnya “ Hypoglycaemic ”
  • Hanya sebagian populasi yang terkena dengan kategori :
 5 – 10 % populasi dengan kategori RINGAN
10 – 30 % populasi dengan kategori BURUK
30 % populasi dengan kategori BENCANA / MALAPETAKA

Biasanya terlihat pada usia 2 minggu :
  • Bulu sekitar kepala dan leher tetap “ Yellow Heads”
  • Bulu primer sayap patah / dislokasi “ Helicopter Birds “ / “ Stress Banding”
  • Tulang kering / betis berwarna pucat
  • Jika diperiksa kotorannya masih utuh / makanan hanya lewat saja

.