MOTTO PAPAJI MEDAN

Minggu, 19 Juni 2011

Kolera


Penyebab penyakit ini adalah bakteri Pasteurella gallinarum atau Pasteurella multocida. Biasanya menyerang ayam pada usia 12 minggu. Penyakit ini menyerang ayam petelur dan pedaging. Serangan penyakit ini bisa bersifat akut atau kronis. Ayam yang terserang kolera akan mengalami penurunan produktivitas bahkan mati. Bakteri ini menyerang pernapasan dan pencernaan.


Kolera dapat ditularkan melalui kontak langsung, pakan, minuman, peralatan, manusia, tanah maupun hewan lain. Pada serangan akut, kematian dapat terjadi secara tiba-tiba.

Sedangkan pada serangan kronis didapatkan gejala sbb:

-     napsu makan berkurang

-     sesak napas

-     mencret

-     kotoran berwarna kuning, coklat atau hijau berlendir dan berbau busuk

-     jengger dan  pial bengkak serta kepala berwarna kebiruan

-     ayam suka menggeleng-gelengkan kepala

-     persendian kaki dan sayap bengkak disertai kelumpuhan

-     lesi yang didapatkan pada unggas yang mengalami kematian pada kolera akut antara lain adalah :

+    perdarahan pintpoint pada membran mukosa dan serosa dan atau pada lemak abdominal

+    inflamasi pada 1/3 atas usus kecil

+    gambaran “parboiled” pada hati

+    pembesaran dan pembengkakan limpa

+    didapatkan material berbentuk cream atau solid pada persendian

Diagnosis secara tentative dapat didirikan atas riwayat unggas, gejala dan lesi postmortem. Sedangkan diagnosis definitive didapatkan pada isolasi dan identifikasi organisme ini.

Tindakan pencegahan sangat penting dilakukan antara lain dengan menjaga agar litter tetap kering, mengurangi kepadatan kandang, menjaga kebersihan peralatan kandang dan memberikan vitamin dan pakan yang cukup agar stamina ayam tetap terjaga.

Pengobatan kolera dapat dilakukan dengan menggunakan preparat sulfat atau antibiotik seperti noxal, ampisol atau inequil.

   

Chronic Respiratory Disease (CRD)
atau ngorok
atau Air Sac
atau Sinusitis

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycoplasma galisepticum. Biasanya menyerang ayam pada usia 4-9 minggu. Penuluaran terjadi melalui kontak langsung, peralatan kandang, tempat makan dan minum, manusia, telur tetas atau DOC yang terinfeksi. 

Seorang penulis menyebutkan bahwa gejala CRD ini mirip dengan Snot atau Coryza yaitu:

-          batuk-batuk

-          napas berbunti atau ngorok

-          keluar cairan dari lubang hidung

-          nafsu makan turun

-          produksi telur turun

-          ayam suka menggeleng-gelengkan kepalanya 



 Sedangkan penulis lain mengatakan gejala yang timbul pada

 CRD adalah:

-     ayam kehilangan napsu makan secara tiba-tiba dan terlihat lesu

-     warna bulu pucat, kusam dan di beberapa lokasi terjadi perlengketan terutama di sekitar anus

-     terjadi inkoordinasi saraf

-     tinja cair dan berwarna putih 

Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari cara yang paling sederhana yaitu tidak membeli DOC dari produsen yang tidak diketahui  dan melakukan sanitasi kandang.

Pengobatan CRD pada ayam yang sakit dapat diberikan baytrit 10% peroral, mycomas dengan dosis 0.5 ml/L air minum, tetraclorin secara oral atau bacytracyn yang diberikan pada air minum.   

    

Colibacillosis

Penyebab penyakit ini adalah Escherichia coli. Problem yang ditimbulkan dapat infeksi akut berat dengan kematian yang tiba-tiba dan angka kematian yang tinggi hingga infeksi ringan dengan angka kesakitan dan kematian yang rendah.infeksi dapat terjadi pada saluran pernapasan, septicemia atau enteritis karena infeksi pada gastrointestinal. Penyakit ini dapat berdiri sendiri atau diikuti oleh infeksi sekunder. Infeksi sekunder yang menyertai penyakit ini adalah Mycoplasma gallisepticum. Semua umur dapat terkena penyakit ini, namun yang paling banyak adalah ayam usia muda. 

Gejala yang ditimbulkan pada penyakit ini disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan oleh bakteri akibat pertumbuhan dan multiplikasi. Invasi primer terjadi pada system pernapasan dan system gastrointestinal. Omphalitis atau infeksi pada anak ayam terjadi karena penutupan tali pusat yang kurang baik atau karena invasi bakteri melalui cangkang telur pada saat inkubasi. 

    Berikut ini gejala yang timbul pada penyakit ini adalah:

-          napsu makan menurun

-          ayam lesu dan tidak bergairah

-          bulu kasar

-          sesak napas

-          kotoran banyak menempel di anus

-          diare

-          batuk

Pada septicemia akut dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba.

Pada pembedahan akan didapatkan:

-     dehydrasi

-     bengkak dan kongesti pada hati, limpa dan ginjal

-     perdarahan pinpoint pada organ viscera

-     eksudat fibrinous pada kantung udara, kantung jantung dan permukaan jantung, hati dan paru (sangat karakteristik)

-     usus menipis dan inflamasi serta mengandung mucous dan area perdarahan           

Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi kandang seperti menjaga ventilasi udara, litter yang terjaga kebersihannya, secara teratur melakukan desinfeksi terhadap peralatan dan fasilitas lainnya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga kualitas pakan dan air minum, kepadatan kandang harus diperhatikan, penanganan mesin penetas telur dan menjauhkan ayam dari stress yang dapat menurunkan daya tahan tubuh. 

Pengobatan Colibasillosis dapat dilakukan dengan obat-obat sulfa, neomisin, streptomisin dan tetrasiklin. Meskipun demikian, menurut info yang lain dikatakan pengobatan penyakit ini cenderung susah dan tidak menentu. 

 

.