MOTTO PAPAJI MEDAN

Jumat, 24 Juni 2011

plus minus tentang ayam aduan + katuranggan ayam aduan juga jenis ayam aduan

A.    Pengertian Ayam Aduan


Ayam aduan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai pengertian sebagai berikut : “Ayam (n) unggas yang pada umumnya tidak dapat terbang, dapat dijinakkan dan dapat dipelihara, berjengger, yang jantan berkokok dan bertaji, sedangkan yang betina berkotek; -aduan : ayam jantan yang dipiara untuk diadu; ayam sabungan”


B.    Jenis-jenis Ayam Aduan


Ada berbagai jenis macam ayam aduan, antara lain ayam aduan jenis ayam Bangkok, ayam aduan jenis ayam Vietnam, dan ayam aduan jenis ayam Burma. Masing-masing dari  jenis ayam aduan tersebut mempunyai keunggulan serta kekurangan apabila dibandingkan antara jenis ayam aduan yang satu dengan yang lainnya, namun ayam Bangkok lebih banyak mempunyai keunggulan jika dibandingkan dengan ayam Vietnam ataupun ayam Burma.
Keunggulan ayam Bangkok memang sulit ditandingi oleh jenis ayam aduan lain, seperti ayam Vietnam, dan ayam Burma. Dalam menghadapi lawan tarungnya, ayam Bangkok memiliki daya juang dan semangat tinggi, stamina baik, pantang menyerah, memiliki mental baik, agresif. Serangan serta pukulannya selalu disarangkan ke arah lawan dengan tempo cepat dan akurat. Kombinasi pukulan atas-bawah, samping, sering membuat pusing lawan. Kepandaian menghindari pukulan lawan, mengambil posisi yang baik pada setiap gerak dan langkah, sehingga sulit menerima serangan dan pukulan lawan (Hardi Soenanto, 2003 : 10).
Beberapa jenis ayam aduan yang pernah jaya dan populer sebagai ayam aduan di Indonesia antara lain ayam bali, ayam sumatera, ayam bangkalan, ayam ciparage, ayam banten, ayam tolaki, dan ayam kedu. Meskipun popularitas ayam Bangkok tak tertandingi, ayam aduan lokal juga tetap dipelihara. Selain untuk aduan, ayam jago lokal juga banyak dicari untuk keperluan berbagai acara adat dan keagamaan


C.    Karakteristik Ayam Aduan


Seperti petinju, ayam aduan yang hebat dan kuat sehingga dapat memenangi banyak “kejuaraan” juga memiliki ciri-ciri khusus. Ciri-ciri yang dimaksud antara lain sebagai berikut :
1.    Kakinya kuat dan kokoh. Hal ini akan membuat tendangan dan sabetan-nya sangat mematikan. Tentu saja, harus juga ditunjang oleh keberagaman sabetan dan tendangan yang dimilikinya.
2.    Bermental juara. Artinya memiliki mental yang kuat, berani, dan tak gentar menghadapi lawan sebesar apa pun.
3.    Staminanya bagus, sehingga selalu kuat menghadapi gempuran lawan dan mampu melakukan serangan balik yang mematikan.
4.    Lincah, gesit, dan memiliki teknik menyerang yang beragam serta cepat mengetahui titik kelemahan lawan.
5.    Sudah punya pengalaman bertarung dan umurnya cukup matang.
6.    Senantiasa dirawat dengan baik, serta telah menempuh pelatihan yang memadai


Menurut Teraporn Sinthuwong dan Yuni Rachmi dalam “Media Ayam”, 2002, Halaman 26-27, yang telah dikutip oleh Hardi Soenanto dalam bukunya yang berjudul “Beternak Ayam Bangkok”, disebutkan tentang kelebihan dan kelemahan dari ayam aduan Thailand (Bangkok), ayam aduan Burma, dan ayam aduan Vietnam sebagai berikut :


Kelebihan ayam aduan Thailand (Bangkok)
1.    Ayam aduan Thailand mempunyai karakter out-standing, tubuh ramping kuat, rambut berkilau, dan warna.
2.    Mempunyai banyak ukuran berat badan, kecil, memiliki berat 2-2,7 kg, sedang memiliki berat 2,8-3,3 kg, besar memiliki berat 3,4-5 kg.
3.    Tubuh ramping, elegan ketika berdiri atau berjalan, badan tegap, kokoh, cerdas, kulit warna merah dan tebal.
4.    Tipe dan kemampuan bertarung bagus, mampu memegang, menunggang, menekan, mengunci, menundukkan, menjepit, mematikan melalui kaki, berlari memukul tubuh lawan, memukul punggung, memukul wajah, memukul bagian bawah.
5.    Ketika bertanding pantang menyerah, sekalipun dalam kondisi yang cukup parah, bila perlu sampai mati.


Kelemahan ayam aduan Thailand (Bangkok)
1.    Ketika bertanding dengan ayam aduan Burma, ayam aduan Thailand lebih lambat.
2.    Memukul telinga dan mata kurang dari ayam Burma. Ayam aduan Burma lebih cepat dan lebih teliti (dalam hal tendangan).
3.    Tulang dan struktur lebih besar daripada ayam aduan Burma tetapi lebih kecil daripada ayam aduan Vietnam (Saigon).
4.    Pukulannya berat, tetapi ayam aduan Vietnam lebih kuat.
5.    Dalam bertarung lebih cepat lelah dibanding ayam aduan Vietnam.


Kelebihan ayam aduan Burma
1.    Dalam bertarung gerakannya lebih cepat di saat melarikan diri atau menjauhi lawannya, lebih berkesan aktif. Pandai mencuri kesempatan dan menunggu kesempatan untuk memukul.
2.    Teliti, pukulannya sesuai sasaran, hati-hati dalam memukul lawan, pandai menggunakan taji.
3.    Ayam Burma penuh akal saat bertarung mereka bisa menjatuhkan diri. Ketika memberi pukulan berlagak seperti benar-benar memukul, tetapi ketika memukul energinya tidak pernah berkurang.




Kelemahan ayam aduan Burma
1.    Struktur tubuh lebih kecil daripada ayam Thailand. Ketika memberi pukulan pada tubuh ia tidak dapat berdiri lama.
2.    Ketegapan dan kegigihan kurang dari ayam Thailand.


Kelebihan ayam aduan Vietnam (Saigon)
1.    Mereka juga sama terkenal seperti ayam aduan Thailand maupun ayam aduan Burma, dan yang lainnya.
2.    Struktuir tubuh dan tulang lebih besar dari ayam aduan Thailand, kulit juga lebih tebal. Ayam aduan Vietnam mampu berdiri lebih lama.
3.    Lebih berat daripada ayam aduan Burma maupun ayam aduan Thailand, teliti dalam bertarung, selalu memukul tubuh lawan, ini dapat membuat musuh lari menjauh.
4.    Ketegapan dan kegigihannya tinggi, mempunyai paru-paru besar, sehingga mampu bertanding dalam tempo lama.


Kelemahan ayam aduan Vietnam (Saigon)
1.    Mempunyai tipe dan teknik bertarung yang kurang cantik, kadang nampak seperti bodoh, lambat, membiarkan musuh menyerang 3-4 kali, kemudian ia bertarung kembali.
2.    Mempunyai bulu yang gampang pecah, tidak berkilau, kurang cantik, bulu gampang patah jika kena pukulan lawan


Selain yang telah disebutkan di atas, masih ada beberapa karakteristik dari ayam aduan jenis ayam Bangkok, antara lain :
1.    Kepala bulat, memanjang atau lonjong seperti jambe / pinang.
2.    Mata letaknya menjorok ke dalam, agak sipit dan bersinar tajam.
3.    Kulit muka kasar, tebal, berwarna merah.
4.    Jengger kecil dan bervariasi.
5.    Paruh besar, kuat melengkung, beralur mulai dari lubang hidung ke arah muka.
6.    Tulang alis menonjol ke depan.
7.    Lubang hidung agak ke depan.
8.    Badan panjang dengan sikap badan tegak.
9.    Leher panjang dan tegak sejajar badan tegak.
10.    Kaki panjang berbentuk belimbing, persegi, atau bulat dengan sisik rapat dan bersih.
11.    Jari kaki panjang, kecil, kuat, susunan jarinya mekar.
12.    Bulu badan kecil-kecil, kering kemrisik, mengilat, dengan warna bervariasi.
13.    Bulu sayap agak pendek, tipis, kaku.
14.    Bulu ekor lebat, panjang, kaku, kuat, meruncing ke belakang, mengilat.
15.    Tunggir atau berutu besar, kuat kedudukannya, rata, dan rapat dengan badan.
16.    Bunyi kokok rata-rata berirama pendek


Lewat katuranggan, yaitu pengetahuan khusus yang menghubungkan antara bentuk fisik dan kemampuan batiniah, biasanya diketahui kualitas ayam jago begitu melihat penampakan fisiknya. Katuranggan ditentukan terutama oleh ules atau warna bulu ayam jago serta corak fisik lainnya. Secara singkat ules-ules tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.    Batu karang. Ayam jago yang termasuk ules ini pucuk jari kedua kakinya pecah-pecah.
2.    Basunanda. Tanda-tandanya adalah ayam jago memiliki warna kaki kelabu kehitaman.
3.    Begananda. Tanda-tandanya adalah ayam jago memiliki warna kaki kuning kemerahan.
4.    Mas sinangling dan mas tinuruh cirinya hampir sama, yaitu memiliki bulu warna putih kehijauan dan kaki berwarna kuning, tetapi pada mas sinangling lebih kuning.
5.    Naga mangsa, naga pinatrap, dan naga tumurun. Ini jenis ules yang ditunjukkan oleh sisik kaki jago. Naga mangsa sisiknya rapat sekali, naga pinatrap sisik kakinya teratur seperti kulit salak, sedangkan naga tumurun garis sisik kaki belakang menghadap ke bawah.
6.    Kopek dan kopyor. Kopek adalah ayam yang pukulannya membuat lawan buta. Kopyor adalah ayam yang penampilannya membuat musuh bergetar.
7.    Sura dan sura dukun. Ayam jago berules sura  warna bulunya hijau keputihan dan kakinya hitam. Namun ada juga yang blorok atau lurik. Sura dukun dicirikan oleh bulu lancurnya yang berdiri tegak.
8.    Yuwono dan yuwono moto. Ayam jago berules yuwono memiliki bulu panjang bersusun tiga. Disebut yuwono moto bila sepasang bulu lancurnya tegak, kakinya bersih tak bersisik.
9.    Wiring galih dan wiring kuning. Wiring galih bulu badannya hitam dengan bulu hias merah kecokelatan. Wiring kuning bulu badannya hitam, bulu hiasnya merah, dan bulu ekornya berwarna hitam.
10.    Jragem. Tanda-tandanya hampir mirip wiring, yaitu bulu dasarnya hitam mulus, dengan sedikit bulu hiasnya berwarna merah kehitaman.
11.    Pinunjul, rupa, tanjung karang, dan tunggak alingan. Ayam jago tergolong pinunjul bila pada dadanya ada bulu-bulu halus. Tergolong rupa bila kakinya agak merah dan ujung paruhnya melengkung. Tanjung karang berarti tajinya sungsung atau seperti tanduk, melengkung, kuat dan tajam. Disebut tunggak alingan bila kedua jari kaki belakangnya mencuat ke atas


Ada beberapa ciri pada ayam Bangkok yang dipercaya memiliki keunggulan atau disebut saja keistimewaan dalam hal bertarung dengan lawannya. Misalnya ayam Bangkok dengan warna bulu dasar hitam, bulu hias kuning merah sering disebut “Wiringkuning” , warna bulu dasar  hitam diikuti bulu hias merah-coklat disebut “Wiringgalih”, dan sebutan “Jragem”, untuk ayam berwarna dominan hitam atau sedikit terdapat bulu hias merah-hitam. Demikian pula pada kaki ayam Bangkok ada sisik kaki “Ulen” , sisik kaki ”Melingkar”, sisik telapak kaki “Batu Lapak”, dan sisik telapak jari “Batu Rambat”  .
Masih ada lagi tanda atau ciri yang dipakai sebagai ukuran baik tidaknya ayam Bangkok tersebut dalam bertarung, yaitu pada gaya petarung, jika gaya bertarung gaya atas-bawah, ini adalah suatu tanda bahwa ayam tersebut memiliki kecerdasan. Kemudian posisi atau bentuk kaki jika sedang diangkat badannya, bentuk kaki silang sejajar, pukulannya keras, sedang posisi kaki membuka (mbekar), pukulannya kurang akurat. Secara umum kaki ayam aduan harus ideal, tidak hanya pada tubuhnya saja atau penampilannya, kaki yang ideal lebih mudah memukul dan pukulannya lebih telak walaupun bertarung dalam waktu lama, yang bisa menghabiskan tenaga, namun pukulan yang disarangkan tepat sasaran, meski saat memukul tergesa-gesa. Kekuatan dan keakuratan pukulan dipengaruhi oleh keseimbangan antara kaki kiri dan kaki kanan, disamping ditunjang oleh otot-otot yang yang kuat dan pangkal paha
Sama seperti mengenali ayam Bangkok, beberapa jenis ayam aduan lokal dapat juga dikenali ciri-ciri fisiknya. Bentuk dan ukuran kepala, badan, leher, kaki, dan warna bulu yang dimilikinya, antara jenis satu dan lainnya berbeda.
Ciri-ciri tersebut antara lain :
1.    Ayam Bali
Ciri khas ayam bali adalah batang leher sampai temboloknya tidak ditumbuhi bulu dan kulitnya tebal berwarna merah. Ayam ini berleher pendek dan kokoh. Badannya ramping, padat, dan ketika berdiri tegak membentuk sudut 60 derajat. Beratnya rata-rata sekitar 2,5 kg / ekor. Ayam ini memiliki sayap besar, kaku, dan berwarna hitam. Bulu hiasnya kecil, panjang, dan berwarna merah. Bulu ekornya keras, panjang, dan berwarna hitam kehijauan. Selain itu, bentuk kepalanya oval dan di atas ubun-ubunnya ditumbuhi bulu-bulu lembut. Jenggernya menyumpal, berbentuk kecil, dan berwarna merah. Pial dan cupingnya merah. Matanya tergolong besar, berwarna merah, dan agak tersembunyi letaknya. Paruhnya berwarna kuning, bentuknya pendek, besar dan kuat. Bentuk kakinya tergolong tidak panjang, tetapi nampak kokoh. Sisiknya besar, tersusun rapi, dan berwarna kuning kehijaun. Tajinya besar. Lurus, dan tajam.


2.    Ayam Banten
Ayam banten bersuara keras. Bila bertarung, pantang menyerah. Rata-rata beratnya 2 kg / ekor. Kepalanya oval. Paruhnya kuat, panjang, runcing, dan berwarna pucat. Ayam ini memiliki jengger tunggal. Lehernya pendek dan kokoh. Badannya ramping tegap membentuk sudut 60 derajat. Bulu hias pinggang kecil runcing berwarna putih cokelat. Tajinya keras dan tajam. Jari-jari kakinya besar.


3.    Ayam Ciparage
Ada dua jenis ayam ciparage, yaitu jalak yang berwarna hitam dan jail emas yang berwarna lurik cokelat kuning keemasan. Turunannya terkenal hebat, tangkas, dan tangguh kalau bertarung. Fisiknya hampir sama dengan ayam Bangkok, dengan berat rata-rata sekitar 2-2,5 kg /ekor. Bentuk kepala ayam ini bulat dengan jengger tunggal, kecil bergerigi dan berwarna merah. Paruhnya pendek dan kuat. Lehernya besar dengan tembolok menjorok ke dalam. Postur tubuhnya ramping. Kakinya panjang dengan sisik rata dan halus. Tajinya melengkung dan tajam. Ekornya panjang, tetapi bulu badannya pendek.


4.    Ayam Sumatera
Secara umum ayam sumatera tergolong kecil. Berat badan ayam jantan hanya 2 kg. namum ayam ini tergolong atletis, dadanya bidang dan kekar tegap. Bulu sayapnya pendek, kaku, dan berwarna kehijauan. Bulu dadanya berwarna hitam. Bulu punggungnya merah, kuning, ungu, atau hijau. Bentuk bulu ekornya yang panjang berwarna kehijauan adalah ciri paling mencolok dari ayam ini.
Ayam ini memiliki kepala oval, paruh abu-abu atau hitam, ukurannya besar dan tubuhnya kuat. Matanya merah kehitaman dan agak tersembunyi sehingga tampak galak. Kulit muka merah ditumbuhi rambut halus yang jarang. Jenggernya berbentuk ercis atau seperti kapri. Jengger, piar, dan cuping telinganya  kecil dan berwarna merah. Lehernya pendek, tegak lurus, dan berbulu tebal. Selain itu, ayam ini memiliki paha yang kuat dengan jarak kedua paha cukup lebar. Kakinya panjang, bersisik rapat berwarna abu-abu, jari kokoh, dan bertaji mencuat tajam. Hal tersebut makin menegaskan sifat ayam ini yang termasuk galak. Daya tarungnya hebat. Menurut catatan, ayam yang berasal dari Sumatera Barat ini telah dieksport ke Amerika Serikat pada tahun 1847, lalu dibawa ke Jerman (1882) dan ke Inggris (1902).


5.    Ayam Kedu
Ayam ini tergolong besar. Berat jantannya 3-3,5 kg / ekor. Beratnya agak miring ke belakang, tetapi tetap kokoh. Dadanya lebar dan besar. Sayapnya kuat. Kepalanya bulat. Jenggernya ercis atau seperti kapri, dan hanya memiliki segumpal pial kecil, atau bahkan tidak ada sama sekali. Matanya tampak galak. Kedua kaki agak berjauhan dan daging paha relatif tebal.
6.    Ayam Bangkalan
Tajinya besar melengkung, tajam, dan sering digunakan untuk melukai mata lawan hingga buta. Badannya ramping dan padat dengan berat sekitar 2,5 kg/ekor. Tongkrongan-nya tinggi kekar dengan leher pendek yang kokoh. Kakinya panjang bulat. Warna bulu sayapnya hitam mengilap.


7.    Ayam Tolaki
Ciri khas ayam ini adalah perilakunya yang sangat gesit, liat, dan suka terbang. Ayam ini mirip ayam hutan merah yang konon banyak terdapat di Sulawesi Tenggara. Karena itu, sering disebut juga buras hutan atau butan. Ayam ini bentuk kepalanya oval. Paruhnya sedang dan melengkung. Kakinya panjang dan kecil tetapi kokoh dengan taji panjang. Jenggernya bergerigi. Matanya bulat berwarna merah. Bulu badan hitam, bulu hiasnya merah kekuningan, dan bulu ekor merah. Berat tubuh rata-rata 2 kg (Redaksi, 2002 : 13-17).
Salah satu kegiatan sabung ayam di Indonesia yang sangat dikenal adalah  tajen. Permainan “bermandi darah” ini amat dekat hubungannya dengan judi. Meski juga melibatkan dua pihak yang saling bertarung, yang ini bukan pertandingan tinju. Itulah tajen, adu jago khas Bali.
Sabung ayam, alias tajen, sudah lama tumbuh dan berkembang di Pulau Dewata. Sejak belasan generasi sebelumnya hingga kini, tajen telah merasuk ke sebagian warga, terutama laki-laki.
Sebagaimana tak sembarang jagoan bisa terjun di ring tinju, demikian pula ayam aduan. Ia harus memiliki ciri dan syarat khusus. Selain bentuk kaki, jambul, atau jejuangan (keturunana), juga dilihat apakah ia berasal dari trah ayam berkualitas. Warna bulu, bentuk leher, bahkan komposisi warna bulu (ules) pun dipertimbangkan.
Malah ada kepercayaan mistis berkaitan dengan ayam seperti apa saja yang diizinkan masuk ring tajen. Tapi asal daerah ayam bukan masalah. Tak heran, saat ini ayam aduan dalam tajen tidak melulu ayam lokal Bali, tetapi juga ayam Lombok, Jawa, Jepang, Filipina, bahkan…..Amerika! Yang penting ia tidak mempunyai satu flek hitam di kakinya yang disebut raja wilah, atau tidak bercirikan warna merah di seluruh urat, lidah, maupun kulit, yang disebut ayam camah (Brahma). Kedua ayam itu pantang diadu dalam tajen.
Dalam kitab Anutan Bebotoh (petaruh), disebut sebagai Lontar Pengayam-ayam, banyak disinggung tentang ayam yang dijamin tidak keok saat diadu. Selain ciri bawaan ayam yang mendatangkan keberuntungan, hari pertandingan pun berpengaruh. Siapa sangka, setiap jenis ayam memiliki hari baik tersendiri?
Soal perawatan menjadi faktor penting lainnya. Menjelang hari bertarung perhatian ekstra dicurahkan mulai soal makanan, perawatan dengan cara memandikan, mengurut, membedaki kakinya, menjemur, serta melatih si jago agar siap tempur di arena tajen.
Yang unik, arena aduan membedakan ayam berdasar warna dan keadaan bulu sekaligus. Buik (bulunya berwarna-warni), kelau (berbulu abu-abu), bihing (berbulu merah), wangkas (dadanya berbulu putih, sayapnya berwarna merah). Brumbun untuk “petarung” dengan kombinasi bulu merah, putih, dan hitam. Ayam berbulu putih disebut sa.
Sedangkan berdasarkan keadaan bulu, ayam dengan bulu leher sangat lebat dinamai ook. Bila tumbuh bulu (jambul) di kepala, disebut jambul. Godek, untuk ayam yang berbulu di kaki (www.indomedia.com/intisari).
    Inggris sudah mengenal tradisi sabung ayam sejak abad ke-19. Saat itu dikenal sabung ayam sistem welsh main dan battle royal. Pada sistem welsh main diawali dengan 16 pasang diadu sampai mati, kemudian diteruskan dari 8 pasang yang tersisa, lalu 4 pasang, 2 pasang, dan akhirnya tinggal sepasang. Juaranya adalah jago yang hingga pertandingan terakhir bisa meng-KO lawannya. Jadi, mirip perlombaan dengan sistem gugur. Sementara itu, sistem battle royal lebih kejam lagi. Mirip arena gladiator. Ayam dipasangi taji lalu diadu ramai-ramai secara bebas sampai tinggal satu pemenang

.